KEFAMENANU— Ribuan warga di Nusa Tenggara Timur (NTT) kini dapat bernapas lega. Kepala BNPB Pusat, Mayor Jenderal TNI Suharyanto, pada Kamis (28/8/2025), secara resmi meresmikan satu unit sumur bor di Desa Kiuola, Kecamatan Noemuti, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).
Peresmian ini menandai rampungnya sebagian besar dari 39 titik sumur bor yang menjadi proyek percontohan BNPB di 13 kabupaten/kota di seluruh NTT.
Mayor Jenderal Suharyanto menyatakan bahwa program ini merupakan pilot project strategis yang digulirkan untuk mengatasi krisis air di NTT.
Dari total 39 titik, 35 di antaranya telah selesai 100%, sementara empat titik lainnya masih menghadapi kendala, termasuk di Nagekeo dan Sabu Raijua.
Suharyanto mengakui tantangan berat dalam proyek ini, terutama terkait biaya. Menurutnya, untuk satu titik pengeboran di NTT, anggaran yang dibutuhkan berkisar antara Rp400 juta hingga Rp800 juta.
Namun, ia menegaskan bahwa pemerintah tidak ragu mengalokasikan dana besar karena air bersih adalah prioritas nomor satu di wilayah NTT.
“Siapa pun, pejabat apa pun, pasti setuju bahwa kalau NTT ini untuk air adalah prioritas nomor 1,” tegasnya.
Di Desa Kiuola, sumur bor ini menjadi berkah besar bagi masyarakat. Kepala Desa, Primus Rusae, mengatakan bahwa sumur tersebut akan melayani secara langsung 112 kepala keluarga, dan secara tidak langsung, membantu 287 kepala keluarga di desanya.
Sebelumnya, warga harus menempuh jarak 500 meter hingga satu kilometer untuk mendapatkan air.
Fasilitas pendukung sumur bor di Kiuola juga tergolong memadai. Terdapat delapan bak penampungan yang tersebar di enam wilayah RT, termasuk satu bak reservoir berukuran 4×4 meter.
Sumur bor di Kiuola ini adalah satu dari tiga unit yang dibangun di Kecamatan Noemuti, menunjukkan komitmen serius BNPB dalam menyediakan akses air bersih bagi masyarakat NTT.
Komentar