Kefamenanu – Yayasan RedrIndonesia bekerja sama dengan Yayasan Amnaut Bife kuan (Yabiku) menggelar pelatihan pembuatan Tungku Sehat Hemat Energi (TSHE) berbasis kaum muda di Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), NTT, Sabtu (30/8/2025).
Kegiatan yang berlangsung di RT 49/RW 2 Kelurahan Tubuhue ini dibuka secara resmi oleh Staf Ahli Bidang Ekonomi Pembangunan Setda TTU, Frans Tuames, mewakili Bupati TTU Yosep Falentinus Delasalle Kebo.
Dalam sambutan Bupati TTU yang dibacakan Frans Tuames, disampaikan bahwa inovasi tungku sehat hemat energi dapat menjadi pintu masuk bagi kaum muda untuk berperan sebagai agen perubahan.
“Kaum muda dapat menjadi agen inovasi di tengah masyarakat sekaligus membuka peluang ekonomi kreatif yang bernilai tambah. Saya percaya pelatihan ini tidak hanya berhenti pada pengetahuan teknis, tetapi juga akan menumbuhkan kesadaran ekologis dan tanggung jawab sosial. Jika kaum muda tergerak, maka perubahan menuju masyarakat yang lebih sehat dan mandiri akan lebih cepat terwujud,” ujarnya.
Bupati juga menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung upaya pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan.
Ia berharap hasil pelatihan dapat dipraktikkan di rumah tangga, dikembangkan di desa-desa, hingga menjadi gerakan bersama masyarakat TTU.
Sementara itu, perwakilan Yayasan RedrIndonesia, Shahri Ramadhan atau yang akrab disapa Bapak Adhong, berharap peserta dapat mengikuti pelatihan secara serius agar memperoleh ilmu dan nilai tambah baru.
Menurut Adhong, pengenalan model tungku hemat energi ini bukan saja di Indonesia tapi ia sudah mengajarkan proses buat tungku hemat energi ini hingga pedalaman Laos, Vietnam, Kamboja dan Pedalaman Cina.
Dalam pemaparan proses pembuatan tungku tersebut Adhong lebih menekankan pada praktek langsung 3 model dengan bahan baku yang berbeda sesuai dengan kondisi di wilayah masing masing.
Direktur Yabiku, Maria Filiana Tahu, menjelaskan kerja sama ini berangkat dari permasalahan tungku tradisional tiga batu yang masih banyak digunakan masyarakat.
Posisi memasak yang harus jongkok, boros bahan bakar, serta menghasilkan asap pekat di dapur menjadi persoalan serius bagi kesehatan, ekonomi, lingkungan, dan terutama peran ganda perempuan.
“Pembakaran yang tidak efisien menyebabkan pemborosan kayu bakar, sementara paparan asap berisiko menimbulkan penyakit ISPA. Selain itu, eksploitasi kayu bakar berlebih turut mendorong kerusakan hutan dan perubahan iklim,” jelas Maria.
Pelatihan yang diikuti oleh empat kelompok pemuda dengan total 30 peserta ini bertujuan mengembangkan TSHE berbasis bahan lokal yang mudah, murah, serta ramah lingkungan.
Program ini juga akan diuji coba di sejumlah rumah tangga serta industri rumah tangga di pinggiran Kota Kefamenanu.
Dengan hadirnya pelatihan ini, diharapkan kaum muda TTU mampu menjadi pelopor inovasi energi ramah lingkungan sekaligus mendorong lahirnya ekonomi kreatif berkelanjutan di wilayah tersebut.
RedrIndonesia dan Yabiku Latih Anak Muda Kefamenanu Ciptakan Tungku Hemat Energi

Komentar